Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dasar Proses Perekaman Video Film

 

Dasar - Dasar Proses Perekaman Video

Kreator konten saat ini tidak perlu repot lagi ketika hendak membuat video. Hanya dengan smartphone, mereka bisa membuat konten video mulai dari proses perekaman hingga editing.

Seorang kreator konten saat ini dimudahkan untuk berkarya memanfaatkan alat compact tanpa kamera dan komputer. Seorang kreator kini dapat berkarya hanya dengan bermodal smartphone, namun dengan catatan, mesti memahami teknik dasar perekaman video yang baik supaya hasilnya menarik untuk ditonton.

Smartphone merupakan alat yang dapat diandalkan untuk membuat konten video yang bagus - asalkan kita bisa memaksimalkannya.

Produksi tayangan visual yang disajikan haruslah menarik. Artinya, dari sisi cerita yang disuguhkan harus mampu memiliki daya tarik sehingga siapapun akan merasa ingin melihatnya. Hasil produksi visual harus memiliki kualitas yang baik karena ketika seseorang tertarik untuk melihat hasil produksi yang disajikan, orang tersebut akan bersedia menikmatinya hingga akhir apabila dimanjakan dengan gambar-gambar yang berkualitas dari sisi pencahayaan dan sudut pengambilan gambar yang sempurna.

"Bagaimana cara kita memaksimalkannya, itu tergantung sama ide apa yang mau kita bikin,"

Berikut Cara Proses Perekaman Video

Teknik Memegang Kamera Video

Memegang kamera bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu pengetahuan khusus tentang kamera serta pengetahuan teknis mengenai pengoperasian kamera. Keduanya merupakan hal yang sangat mendasar dan harus dimiliki oleh setiap orang yang berprofesi sebagai kamerawan. Dalam praktiknya, seorang kamerawan mempu membagi kedua tangannya dalam tugas yang masing-masing berbeda.

Satu tangan untuk memegang kamera sekaligus mengoperasikan tombol zoom in/zoom out dan satu tangan lainnya berfungsi menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah, dapat digerakkan ke berbagai posisi, dan arah sesuai dengan sudut pengambilan yang diinginkan. Pada kondisi tertentu, tripod dapat digunakan untuk menjaga gambar tetap stabil.

Berikut penjelasan mengenai teknik memegang kamera video.

a. Posisi Tangan

Berikut posisi tangan yang digunakan dalam teknik memegang kamera video.

1. Siku menekan tubuh 

Tangan kiri memegang kamera, sekaligus jemari memegang grip lensa yang berfungsi sebagai zoom in/zoom out. Sementara itu, tangan kanan memegang bagian shutter kamera, sekaligus melakukan pengaturan pada kamera. Kedua siku harus pada posisi menekan tubuh. Posisi ini berfungsi agar kamera tidak mudah goyah karena ada tumpuan di badan.

2. Membuat tumpuan lengan kiri

Saat tangan kanan memegang kamera, ibu jari tangan kanan disiapkan untuk mengendalikan shutter kamera, sedangkan jari lainnya memegang dengan kuat body kamera. Posisi tangan kiri secara horizontal digunakan untuk tumpuan lensa kamera. Posisi ini berfungsi agar kamera tidak mudah goyah. Teknik ini biasa dipakai untuk penggunaan speed (kecepatan) lambat untuk mendapatkan detail objek gambar.

3. Tumpuan kedua siku

Pada teknik ini, tangan kiri memegang sudut depan bagian lensa dan jari-jari tepat berada pada ulir (putaran) lensa. Sementara itu, tangan kanan mengendalikan shutter dan melakukan pengaturan kamera.

b. Sikap Tubuh

Berikut sikap tubuh yang digunakan dalam teknik memegang kamera video.

1. Berdiri dengan benar

Salah satu lutut dalam posisi sedikit membengkok, yakni posisi kaki bersudut 45 derajat satu sama lain. Meskipun terkesan sederhana, tetapi teknik ini akan sangat berpengaruh pada hasil rekaman gambar yang dilakukan. Berdirilah pada posisi dengan salah satu kaki berada di depan lainnya. Cara ini akan menjaga stabilitas sehingga tubuh akan berdiri dengan kokoh yang ditunjang oleh kuda-kuda yang kuat.

2. Memegang kamera dengan kedua tangan

Meskipun kamera terkadang memiliki berat yang lebih ringan, sebaiknya tetap bersikap seperti yang dianjurkan. Posisi yang dianjurkan adalah tubuh berdiri kokoh dan memegang kamera dengan kedua tangan untuk menjaga kestabilan gambar.

3. Meletakkan siku di dada

Posisi siku yang diletakkan di dada berfungsi membantu posisi dudukan tangan agar kokoh dalam memegang kamera dan tidak terjadi kemiringan gambar apabila posisi siku berada jauh dari badan.

4. Bersandar pada sesuatu

Jika memungkinkan, pada saat pengambilan gambar, bersandarlah pada sesuatu yang kokoh dan tidak mudah bergeser. Hal ini sangat efektif membantu jika kamerawan melakukan perekaman gambar pada ruangan yang sempit dan minim pencahayaan.

5. Posisi lutut agak menurun

Posisi lutut yang agak menurun berfungsi menurunkan pusat gravitasi badan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi guncangan pada kamera. Pada suatu kondisi, dapat pula mengambil gambar dengan sudut pengambilan (angle) frog eye dengan cara meletakkan lutut kiri pada lantai dan menempatkan siku kanan sebagai penjaga kestabilan kamera pada lutut kanan. Hal ini dimaksudkan agar memberi pondasi yang kokoh bagi proses perekaman tersebut.

6. Membidik dengan posisi tiarap

Posisi pengambilan gambar pada sudut (angle) ini tidak hanya bagus untuk merekam objek yang rendah, misalnya apabila sedang merekam bayi yang sedang berjalan merangkak. Posisi yang tepat untuk sudut pengambilan (angle) seperti ini, yaitu dengan meletakkan kedua siku di lantai dan menjadikan lantai sebagai pondasi kamera.

CARA MEMEGANG KAMERA VIDEO.

Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan – pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.

ZOOM.

Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.

SUARA.

Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.

PERATURAN 10 DETIK.

Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.

PANNING & TILTING

Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan 10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).

FOKUS, EXPOSURE AND WHITE BALANCE (KESEIMBANGAN WARNA).

Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus – bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. 

Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .

TANGGAL DAN WAKTU.

Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. 

Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. 

Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.

CUTAWAYS (GAMBAR PENGISI).

Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.

Posting Komentar untuk "Dasar Proses Perekaman Video Film"