Materi PAI Kelas 1 SD Bab 2 Rukun Iman - Menunjukkan Ciptaan Allah
Iman menurut bahasa artinya percaya (yakin akan adanya Allah SWT.) Iman adalah menyakini adanya Allah SWT. Benda-benda yang dicitakan Allah diantaranya : Rukun Iman "Materi Menunjukkan Ciptaan Allah" Sekolah Dasar (SD) Kelas 1. Materi pendidikan agama islam kelas 1 SD berguna untuk menumbuhkan dan mengembangkan aqidah melalui penghayatan, pengamalan dan pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam untuk mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia sehingga dapat memiliki pengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, disiplin, toleransi ("tasamuh"), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Manusia, langit,matahari, rumput, bulan dll.
Benda ciptaan/ buatan manusia diantaranya :
mobil, motor, televisi, buku, sekolah, dll.
Perbedaan ciptaan manusia dengan ciptaan Allah diantaranya adalah : Ciptaan Allah tidak ada yang sama satupun, sedangankan ciptaan manusia hanya mencontoh yang sudah ada.
6 Rukun Iman yang harus diketahui adalah :
Iman kepada Allah,
Iman kepada Malaikat
Iman kepada Kitab
Iman kepada Rasul
Iman kepada Hari akhir
Iman kepada Qodha dan Qodar
10 Ciptaan Allah Ta’ala
- Bumi.
- Bintang.
- Bulan.
- Daratan.
- Lautan.
- Hewan.
- Tumbuhan.
- Matahari.
- Air.
- Udara.
Makhluk Allah Ta’ala yang Lainnya
- Matahari.
- Gunung.
- Manusia.
- Malaikat.
- Syaitan.
- Batu-batuan.
- Sawah.
- Sungai.
- Lembah.
- Tambang mineral.
Dan tentunya masih banyak lagi makhluk-makhluk Allah yang lainnya.
Mengenal Ciptaan Allah dengan Tadabbur Alam
MANUSIA MAKHLUK PALING AMPUH
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh” (QS al-Ahzab [33]: 72)
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Dengan segala potensi yang dimiliki manusia mampu menciptakan (baca: menghasilkan) berbagai macam teknologi modern. Dengan segala kemampuannya manusia mampu menembus ruang angkasa yang jauh di sana atas kekuasaan Allah Yang Maha Mulia sebagaimana dalam firman-Nya, “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (teknologi)”. (QS al-Rahmân [55]: 33).
Ketika Allah menanyakan kepada langit, bumi dan pegunungan apakah mereka sanggup mengemban amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Tak satupun dari mereka yang meng-iyakan bahkan mereka khawatir tidak sanggup memikul amanah itu. Namun akhirnya manusia yang bersedia memikul amanah itu dan nantinya akan dipertanggungjawabkan di yaumul qiyamah (hari pembalasan). Hal ini terjadi sebelum penciptaan manusia, ketika Adam a.s ditanya, “Wahai Adam, apakah engkau sanggup memikul amanah itu (hidup dengan penuh ketaatan di jalan Allah) dan sanggup menjaganya dengan penjagaan yang sempurna (himayah tammah)?” tanya Allah Subhanuahu wa ta’ala. Lalu apa jawab Adam, “Maka tidak ada pilihan lain bagiku kecuali sanggup menerima amanah itu.” Jawab Adam. Kemudian Allah pun berkata, “Jika engkau berbuat baik, manaati perintahku dan memelihara amanat itu maka disisiku adalah kemulian, keutamaan, balasan yang baik (surga/jannah) tetapi jika engkau berbuat maksiat, tidak engkau jaga amanat itu, dan justru engkau menodainya maka sesungguhnya Aku akan mengadzab dan menghukum kalian (manusia) dengan aku masukkan ke neraka.” Lalu Adam a.s menjawab, “Aku ridha dengan putusan itu.” (terjemahan bebas dari tafsir Ibnu Katsir karangan Abu al-Fida’ ‘Ismail bin Katsir). Dengan demikian manusia-lah yang akhirnya mengemban amanah yang berat itu dari Allah SWT.
Disinilah sebenarnya letak keampuhan (kehebatan) manusia, manakala semua makhluk Tuhan tidak sanggup menerima amanat dari Tuhan karena khawatir tidak sanggup menjalankannya justru manusia menerima itu dengan segala konsekuensinya. Ketika semua makhluk Tuhan menolak untuk dijadikan khalifah di muka bumi, manusia datang dengan siap dan berkata bahwa ia sanggup mengemban amanah itu. Padahal kita tahu bahwa tabiat manusia tidak selamanya mengarah kepada kebaikan, pikiran mereka tidak selamanya tertuju kepada hal-hal positif, tindakan meraka tak selalu baik dan sesuai dengan aturan agama. Terkadang ia sadar akan amanat dan tanggung jawab yang ia emban dengan selalu berbuat kebajikan namun di sisi lain ia melalaikan itu dengan berbuat maksiat yang justru menjauhkan dirinya dari rahmat Tuhan.
Hal ini merupakan sesuatau yang wajar sebab manusia selain memiliki insting ilahiyah juga mewarisi sifat-sifat bahimiyah (hewan) dansyaithaniyah (setan). Sesuai dengan konsep iman yang dikemukakan oleh kaum salafiyah (salafiyyun) bahwa al-imanu yazidu wa yanqusu, yazidu bil al-thâ’ah wa yanqusu bi al-ma’shiyah (iman itu akan bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan). Maka akan wajar manakala manusia itu selalu berbuat baik dan ketaatan derajatnya akan lebih tinggi dari malaikat sekalipun ketika berbuat kemaksiatan bisa saja lebih hina dan nista dari hewan bahkan setan.
Posting Komentar untuk "Materi PAI Kelas 1 SD Bab 2 Rukun Iman - Menunjukkan Ciptaan Allah"