Mengenal Alur Proses Produksi Multimedia
A. Mengenal Mutimedia
Istilah Multimedia terbentuk dari dua frasa, Yaitu multi "banyak" dan media "sesuatu/alat untuk menyampaikan.
Pemanfaatan komputer sebagai media untuk membuat dan juga menyatukan data gambar, teks, grafik, animasi dan audio/video dengan menggunakan perangkat lunak yang memungkinkan pemakai untuk berkreasi, berinteraksi dan berkomunikasi.
Dan Istilah multimedia alur produksi multimedia juga pertama kali dikenal pada dunia teater, yang mempertunjukkan pagelaran dengan menggunakan gerak, musik, dan video untuk menambah dramatisasi suatu cerita. Sekarang multimedia dikenal dengan panduan dari hasil gambar atau image, grafik, teks, suara, TV, dan animasi sehingga menjadi suatu karya yang dapat dinikmati secara audio visual. Umumnya juga orang mengenal multimedia sebagai sistem dari komputer personal (PC) yang berkembang pesat dewasa ini. Dalam perkembangannya pengajaran, latihan, pembuatan manufaktur, sedang dalam sistem perekonomian layak digunakan untuk kegiatan promosi penjualan.
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan dua unsur atau lebih media yaitu: teks, suara, gambar, animasi, audio dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi dan sehingga menghasilkan output tertentu bisa berupa informasi menarik atau hal lainnya.
Contoh : game, buku, komik, dan film merupakan dari produk multimedia, bahkan, konten-konten yang ada di sosial media pun, baik itu gambar maupun video, juga termasuk produk multimedia.
B. Kategori Produk Multimedia
Ada 2 kategori multimedia berdasarkan definisi dari Media/Medium sendiri sebagai entitas yang dilewati oleh sesuatu, yaitu:
1. Multimedia Konten Produksi
Multimedia Konten Produksi adalah penggunaan Sumber: Dokumen penerbit dan pemrosesan beberapa media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) yang berbeda untuk Content Production menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multìmedia (music, video, film, game, entertaiment, dan lain-lain). Atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah media teks, audio, video, animasi, groph/image, interactivity, dan special effect.
2. Multimedia Komunikasi
Multimedia Komunikasi adalah penggunaan media (masa), seperti televisi, radio, cetak, dan Internet, untuk mempublikasikan/menyiarkan/mengkomunikasikan material advertising, publicity, entertaiment, news, education, dan lain-lain. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah TV, radio, film, cetak, musik, game, entertoiment, tutorial, dan ICT (internet). Berikut ini merupakan tabel illustrasi dari keterkaitan antara Multimedia Content Production dan Multimedia Communication.
C. Karakteristik Multimedia
Multimedia juga mempunyai kelompok karakteristik, yaitu:
Bentuk linier, yaitu sebuah struktur multimedia dimana pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir sesuai urutan dari frame atau byte informasi ke yang lainnya
Bentuk non linier atau Interaktif, yaitu struktur multimedia dimana pengguna bernavigasi secara bebas tidak dibatasi oleh rute yang ditentukan sehingga pengguna dapat memilih apa yang diinginkan untuk proses selanjutnya.
Hiperaktif merupakan multimedia yang memiliki suatu struktur dari elemen-elemen terkait dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan (link) yang menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.
Manfaat Multimedia
1. Industri Kreatif
Industri kreatif menggunakan multimedia untuk berbagai keperluan, mulai dari seni, hiburan, dan seni komersial.
2. Komersial
Presentasi yang menarik digunakan untuk menarik perhatian dalam periklanan. Bisnis dan komunikasi seringkali dikembangkan oleh tim kreatif perusahaan untuk menawarkan menjual ide maupun dalam pelatihan dalam bentuk presentasi multimedia.
3.Hiburan dan seni rupa
Multimedia banyak digunakan dalam industri hiburan, khususnya untuk mengembangkan efek khusus dalam film, dan animasi. Pada multimedia permainan/games dan program perangkat lunak telah tersedia dan terdistribusi dalam CD-ROM atau online. Beberapa video games mengajak pengguna untuk berpartisipasi aktif, bukan hanya duduk sebagai penerima pasif informasi.
4. Pendidikan
Dalam pendidikan, multimedia digunakan untuk memproduksi pelatihan berbasis komputer dan buku referensi seperti ensiklopedia yang memungkinkan pengguna melalui serangkaian modul presentasi, teks tentang topik tertentu, dan gambar terkait dalam berbagai format informasi. Informal Edutainment adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan menggabungkan pendidikan dengan hiburan, terutama hiburan multimedia. Perkembangan proses pembelajaran saat ini telah berkembang dengan pesat karena penggunaan multimedia.
5. Teknik
Perangkat lunak dapat menggunakan multimedia dalam menciptakan simulasi komputer untuk
sebagai hiburan dan pelatihan. Cotohnya pelatihan militer atau industri. Multimedia juga dapat dimanfaatkan untuk desain web interface dalam beberapa perangkat lunak.
6. Perindustrian
Di sektor industri, multimedia digunakan sebagai sarana untuk menyajikan informasi untuk membantu pemegang saham, rekan kerja dan atasan dalam memantau perkembangan perusahaan. Multimedia ini juga bermanfaat untuk memberikan pelatihan karyawan, periklanan dan penjualan produk di seluruh dunia hampir tak terbatas melalui web berbasis teknologi.
7. Matematika dan Penelitian Ilmiah
Dalam matematika dan penelitian ilmiah, multimedia dipakai khususnya untuk modeling dan simulasi, Misalnya, seorang ilmuwan bisa melihat pada model molekular tertentu dari substansi dan memanipulasinya menjadi pada suatu zat baru. Perwakilan penelitian dapat ditemukan di jurnal seperti Journal of Multimedia.
8. Kesehatan
Dalam pengobatan, dokter dapat dilatih dengan melihat virtual operasi atau mereka dapat mensimulasikan bagaimana tubuh manusia yang terkena penyakit menular oleh virus dan bakteri. Kemudian mengembangkan teknik untuk mencegahnya.
9. Gambar Dokumen
Pengambilan foto copy/dokumen dan mengkonversi ke dalam format digital.
D. Tahapan (Alur) Produksi Multimedia
Sebuah tahapan alur produk multimedia seperti film, media interaktif, game dan lain-lain tentunya harus melalui tahapan-tahapan yang sudah ditentukan agar hasil yang diperolah dari pembuatan produk multimedia tersebut dapat optimal.
Dalam alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Nah, SOP sendiri merupakan prosedur atau tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Apa itu praproduksi?
Praproduksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum, merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video).
Pada intinya tujuan praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai dengan harapan.
Contoh di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala macam hal yang akan diperlukan untuk proses produksi. Jadi, kalo diibaratkan, misalnya kita ingin memasak sesuatu, maka tahap kita membeli bahan-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua yang dimaksud dengan tahap praproduksi.
Praproduksi harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi memiliki peran penting terhadap kesuksesan atau kelancaran proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu yang lumayan panjang, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% dari kegiatan produksi produk multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi.
Beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan dalam proses pre-production:
Tujuan Proses Praproduksi
1. Mendapatkan gambaran untuk proses produksi yang akan dilakukan
2. Merancang naskah yang matang, sehingga tim prosuksi dan pemain dapat memahami secara teknis bentuk video yang akan diproduksi.
3. Sebagai panduan dalam pengambilan gambar
4. Mengetahui kebutuhan alat dan properti yang harus dipersiapkan
5. Dapat mengevaluasi seluruh persiapan sebelum pelaksanaan, sehingga peoses pruksi berjalan dengan lancar.
Tahapan Proses praproduksi
Pada prinsipnya proses ini meliputi proses penuangan ide (proposal) produk, perencanaan produk, perencanaan proses produksi, penyusunan dokumentasi, penyusunan tim, membangun prototipe, pengurusan hak cipta dan penandatanganan kontrak, dan pembiayaan seperti gambar dibawah ini.
Menentukan Ide dan Konsep
Tahapan yang pertama adalah menentukan ide dan konsep. Ide merupakan gagasan awal yang nantinya akan direalisasikan ke produk yang ingin diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana aja, bisa dari imajinasi, hobi, pengalaman, buku, film, atau lingkungan sekitar. Dari ide ini, kita akan tau, produk seperti apa yang ingin kita produksi.
Setelah menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, seperti apa bentuk dan gaya pengemasan produk yang ingin kita buat, siapa aja target penontonnya, dan pesan apa yang ingin disampaikan.
Penulisan atau Membuat Naskah
Penulisan atau Nasakah, Script/Skenario merupakan bentuk transformasi ide menjadi bagian yang lebih detail. selanjutnya setiap bagian dipecah menjadi sebuah cerita, setiap cerita terdiri dari bagian pembuka, inti cerita dan penutup.
Naskah adalah bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara suara dan gambar, sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi mengatakan bahwa naskah itu adalah jiwa dan darah dari sebuah produk video.
Fungsi Naskah:
Sebagai konsep dasar karena mengandung elemen-elemen penteng, seperti informasi yang ingin disampaikan, karakter tokoh-tokoh cerita, latar tempat, dan peralatan yang harus dipersiapkan.
Naskah juga ditulis secara bertahap, dimulai dari menentukan ide cerita. Ide bisa diperoleh dari mana saja. Setelah menentukan ide, maka perlu dilakukan riset. Riset ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melalui internet, buku, wawancara, atau datang ke lokasi langsung yang nantinya akan digunakan sebagai latar tempat cerita.
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat ringkasan cerita (sinopsis). Sinopsis berisi garis besar jalan cerita, meliputi pengenalan karakter para tokoh, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian masalah. Nah, setelah mengetahui gambaran cerita secara garis besar, cerita mulai disusun berdasarkan urutan adegannya (scene). Tahap ini disebut dengan pembuatan outline.
Outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment, yaitu uraian mengenai segala urutan kejadian secara rinci, mulai dari kemunculan gambar, sampai berakhirnya cerita. Treatment biasanya digunakan saat membuat naskah film.
Menyusun Treatment
Treatment merupakan kerangka skenario yang lengkap dan padat, penyusunanya harus mengacu pada 3 babak, yaitu:
Membentuk Tim Produksi
Dalam tahapan membentuk tim produksi, seorang content creator mungkin saja bisa membuat karya seorang diri, tanpa bantuan tim. Tapi, hal itu tentu membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa, dalam skala produksi produk multimedia yang lebih besar, seperti pembuatan film atau video klip, kita pasti membutuhkan sebuah tim produksi. Mustahil jika semua kegiatan produksi dikerjakan oleh satu orang saja.
Biasanya, tim atau kru produksi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tim kreatif dan tim teknis. Kreatif adalah tim yang bertanggung jawab untuk menghasilkan ide-ide menarik yang bisa memikat konsumen atau penonton. Sementara itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi.
Membuat Panduan Gambar
Dalam proses praproduksi, panduan gambar biasanya berupa storyboard. Storyboard sendiri adalah sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai naskah cerita. Dengan storyboard, penulis cerita dapat membuat seseorang membayangkan alur cerita melalui gambar-gambar yang disajikan, sehingga dapat menghasilkan persepsi yang sama mengenai ide cerita yang ingin disampaikan penulis.
Fungsi Storyboard:
- Arah jalannya cerita
- Acuan saat proses produksi, seperti penyunting gambar, penyiaran, dan pemanfaatan video yang akan diproduksi.
Storyboard berisi informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berisi tentang uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa berupa narasi, dialog, musik ilustrasi, atau sound effect. Sedangkan pada bagian video berisi tentang gambaran adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Bisa juga diperjelas dengan menambahkan keterangan berupa teks dari adegan yang ingin diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle yang digunakan.
Selain storyboard, ada juga media lain yang dapat digunakan sebagai panduan gambar. Floor plan ini bentuknya seperti denah yang menggambarkan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan juga terdapat jenis-jenis shot dan angle yang akan digunakan.
Selain itu, kita juga bisa menggunakan photo board (papan foto). Bentuk photo board kurang lebih sama seperti storyboard. Bedanya, kalo photo board bukan berupa ilustrasi gambar, melainkan foto. Kita bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan adegan dalam cerita.
Membuat Jadwal Produksi
Menentukan Peralatan Produksi
Setelah itu, kita akan menentukan perlengkapan apa aja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, ketika proses syuting nanti, ada beberapa peralatan yang belum ada. Atau bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya nggak terlalu dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu aja. Kalo sudah begitu, proses produksi jadi akan terhambat dan biaya produksi juga nggak bisa dikeluarkan secara optimal, deh.
Berikut ini terdapat beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam proses produksi audio video.
Mencari Pemain dan Lokasi
Selain menentukan perlengkapan produksi, kita juga perlu mencari pemain dan lokasi untuk keperluan syuting nanti.
Casting adalah proses pemilihan pemain atau aktor untuk memerankan sebuah karakter pada cerita. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa aja sih yang dibutuhkan.
Dalam produksi film, sebelum melakukan casting, sutradara dan penulis naskah biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 dimensi tokoh. Jadi, masing-masing tokoh penting dalam cerita akan dibedah (breakdown) 3 dimensi tokohnya. Tujuannya, agar si tokoh atau pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan, 3 dimensi tokoh ini meliputi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis.
Proses casting biasanya dilakukan melalui dua cara, yaitu screen test atau audisi terbuka (open casting). Pada screen test, biasanya sutradara sudah memiliki pandangan, siapa aja orang yang cocok untuk memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang orang yang dianggap cocok tersebut untuk melakukan uji kecocokan, dengan memberikan naskah dan meminta orang tersebut untuk memerankan satu atau dua adegan.
Sementara itu, pada open casting, cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbuka. Jadi, siapa aja bisa mengikuti audisi tersebut. Nah, informasi open casting ini biasanya akan disebarkan melalui sosial media. Sama halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan memberikan naskah pada peserta dan memintanya untuk memerankan beberapa adegan.
Melakukan Reading dan Rehearsal
Setelah naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya untuk melakukan reading, yaitu proses pengarahan para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-sama dengan membaca skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing oleh sutradara. Reading penting sekali dilakukan oleh para pemeran agar dapat mendalami karakter yang dimainkan.
Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya adalah latihan (rehearsal). Latihan ini, dilakukan baik dalam bentuk pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan kamera. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat melakukan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan pergerakan kamera. Tapi, tidak semua adegan akan dilatih dalam rehearsal hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau adegan yang melibatkan banyak dialog.
Posting Komentar untuk "Mengenal Alur Proses Produksi Multimedia"